Sabtu, 18 Juni 2011

5 tahun di kampus Ungu eps 1


2006, akhir February
Memberanikan diri untuk melangkah keluar dari alam pedesaan dengan udara pantai dan sawah yang akrab denganku menuju kota terbesar di negara ini. JAKARTA.
Panggilan kerja melalui tante saya sebenarnya meragukan saya. Ketika tengah terbaring di rumah sakit, saya menerima telepon dari tante saya yang tinggal dan bekerja di Jakarta. "Kamu mau kerja di Jakarta nggak?" Saya minta waktu saat itu karena saya masih terkapar di rumah sakit karena kecelakaan sepeda motor. Dorongan orang tua dan pikiran saya tidak mau menganggur, dengan enggan saya melaju ke Jakarta menggunakan kereta api Sawunggalih. Orang tua saya membelikan tiket di gerbong eksekutif karena tidak mau anak perempuan satu-satunya mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan selama di perjalanan dan menyurutkan niat untuk mengadu nasib ke Jakarta.

Pertamakali masuk kerja. Sejujurnya saya tidak mengerti perusahaan ini seperti apa. Yang saya tahu hanya satu kata : Perusahaan Periklanan. Tidak pernah terbayangkan dalam benak saya untuk terjun dalam dunia ini. Dulu waktu SD Saya sangat terobsesi dengan Astronot. Tapi yang Saya tahu hanya Yuri Gagarin, Niel Amstrong dan Edwin Aldrin. Selebihnya hanya seorang perempuan Indonesia yang bernama Pratiwi Sudarmono.
Lepas SD saya berganti cita-cita. Ingin menjadi diplomat. Karenanya saya sangat mencintai pelajaran bahasa Inggris dan pengetahuan umum tentang luar negeri. Saya sangat suka pelajaran geografi kala itu, karena banyak bercerita tentang Hubungan Internasional daripada sekedar mengenal bumi.
Ketika kuliah saya mengambil jurusan Hubungan Internasional setelah putus asa di jurusan Akuntansi. Saya berpikir akan banyak belajar bahasa. Ternyata perkiraan saya sama sekali melenceng jauh. Saya belajar POLITIK. Hal yang tidak pernah saya minati sebelumnya. Tapi saya berusaha mencintai apa yang telah saya putuskan. Tapi setelah saya pikir-pikir, jurusan saya ini ternyata sangat cocok dengan cita-cita saya.

1 Maret 2006
Ini hari pertama saya masuk kerja. Hari itu hari Rabu, bersama tante saya, kami datang pagi-pagi. Saya masuk ke sebuah ruangan kira-kira 50m persegi. Disana sudah ada beberapa teman yang saya pikir mereka sudah senior. Teman-teman yang saya temui pertama kali adalah perempuan semua. Nuri, Dini, Ratna, Nina.  Tidak ada samasekali yang saya kerjakan saat itu, saya hanya sms-an dengan teman saya di Jogja.  Saya bilang saya bosan. Nggak ada yang saya kerjakan.

Hari kedua.
Saya disarankan untuk memakai komputer seorang teman yang tidak masuk karena sakit. Sayapun mulai melakukan seperti yang teman-teman saya kerjakan. Mengetik semua alamat media yang ada di negara ini. Oh..saya mulai takjub saat mengetahui ternyata radio di negara ini ada 2000 lebih. Saya takjub ternyata kantor ini berhubungan dengan media-media yang sebelumnya hanya saya dengar dan saya tahu ketika saya membaca, mendengar radio atau menonton televisi. Saya takjub ternyata banyak hal yang sebelumnya belum pernah saya lihat, mulai saya kenal.

Hari ketiga
Teman saya yang sakit masuk dan saya masih belum punya komputer sendiri. Saya kenalan dengan dia. Namanya Rina. Saya takjub karena saya tidak pernah di panggil dengan sebutan : elo. Selama ini semua memanggil saya nama. Saya pikir dia orang yang tidak menyenangkan karena kesan yang saya dapat pertamakali adalah dia sangat sinis. Di kemudian hari nanti saya tahu bahwa saya salah.
Hari itu saya ingat dia dengan senang hati menyerahkan pekerjaan yang seharusnya dikerjakannya. Sayapun dengan senang hati mengerjakan karena Saya tidak mau hanya bengong seperti hari pertama.

Hari keempat.
Hari ini saya mendapat komputer. Sangat menyenangkan buat saya. Si hitam IBM ini nantinya akan menemani Saya hingga saat saya menulis di blog ini.
Hari itu mulai di bagi-bagi tugas. Ada tugas untuk mengetik semua kontak person televisi, print dan radio. Saat itu semua kebagian print. Namun untuk radio, dibagi perprovinsi. Sedangkan televisi semua mengetiknya karena relatif sedikit. Saat itu ada seorang ibu yang menurut saya galak. Yang kelak beliau akan menuntun langkah Saya dalam memperdalam ilmu periklanan.
Saat itu Saya bahkan tidak tahu namanya. Beliau cek apa yang kami lakukan. Saat itu kami sedang mengerjakan untuk print. Bertanyalah beliau : Kalian mengerjakan apa? "Mengetik alamat dan kontak person majalah bu" begitu jawab kami hampir serempak. Lalu katanya: "kalian mengerjakan hal yang sama?" Kami menjawab bersamaan : "iya bu.." Lalu beliau berkata: "ya ampun untuk apa kalian semua mengerjakan hal yang sama? Kenapa nggak di bagi-bagi saja?" Lalu beliau turun tangan, group-group media cetak itu dibagi-bagi sehingga semua orang mengerjakan hal yang berbeda.

Hari kelima.
Hari ini saya mulai mengenal teman-teman saya dengan baik. Saya mulai merasa nyaman dengan mereka. Hari ini pula saya sadar akan posisi saya. Saya ditempatkan di bagian administrasi bersama 5 teman saya.
Hari-hari selanjutnya kami berenam sangat kompak. Satu hati satu rasa. Apapun kami kerjakan bersama-sama. Sampai urusan minum susu atau teh di pagi haripun kami lakukan bersama. Sampai kemudian kami mulai pindah ke tempat yang lebih luas. Saya ingat saat itu kami berenam tidak di libatkan dalam kegiatan kantor : TVday. Dan kami dengan sangat leluasa memilih tempat paling pertama.Kami pilih tempat paling ujung, dengan harapan view kami akan bagus. Tidak ketahuan ketika main games pada saat jam kerja, bebas cekikikan jika sedang bosan dan beberapa pertimbangan lain.

Selanjutnya hari-hari kami masih terasa sangat indah. Tidak ada friksi diantara kami. Saya berharap ini tidak akan berakhir. Mereka adalah salah satu alasan mengapa saya masih bertahan untuk tidak mencari pekerjaan lain dan keluar dari Jakarta. Meskipun Saya tidak pernah menyukai Jakarta, namun mereka mulai melunakkan hati Saya untuk mulai jatuh cinta pada Ibukota negara tercinta ini.