Rabu, 03 April 2013

Malang - Batu - Apel




Enaknya kerja di bidang ini adalah possibility untuk pergi ke daerah-daerah di Indonesia.
Melaksanakan tugas supervisi di daerah membuat Saya berkesempatan mengunjungi daerah- daerah yang belum pernah saya kunjungi.

Indonesia itu memang indah, maka wajib bagi kita mengeksplorasi negara kita sendiri sebelum bepergian ke negara lain.
Tidak ada yang sangat istimewa dengan Malang. Secara emosional Saya juga tidak ada ikatan emosional dengan kota ini.
Namun Malang terasa istimewa bagi saya karena saat itu saya ditemani oleh suami Saya (selain tim Saya).
Tiba di Malang tepat pukul 10.10 pagi, pesawat tidak delay, meski sempat agak ajrut-ajrutan di awan. Landing ya seperti biasa, mau Garuda pun kalau Bandara nya kecil, landing tetap menegangkan buat Saya.

Apel raksasa di Alun-alun Kota Batu
Tim kami disambut oleh media setempat yang berpartner dengan kami dalam event ini. Event akan mulai sore jam 15.00, jadi sebelum  kami di drop ke hotel, kami diajak wisata kuliner dahulu.

Pertama ke pecel di pinggir jalan pojok. Lumayan pecelnya, karena ada bunga turi didalam campuran sayurannya, rempeyek kacang, rempeyek udang jadi teman makan pecel kami.
Pecel ini cukup ramai, meski tempatnya hanya ala kadarnya dg bangku2 sederhana.

Kedua kuliner lanjut ke bakso bakar dan cafe susu. Bakso bakarnya lumayan, dan yg lebih lezat lagi susu rasa coklat yg saya minum di cafe dekat warung bakso tadi. Rasanya sangat segar. Kabarnya susu ini di olah langsung dari peternakan sapi yang ada di daerah Batu.
Sayang sekali saya tidak mencatat nama cafe ini , karena menurut saya tidak berkesan tempatnya (biasa saja, karena di Jakarta Saya banyak menemukan cafe seperti ini - namun tidak dengan isinya).

Setelah kekenyangan, kami di drop di hotel Santika Malang.Hotel standar jaringan Santika, nyaman dan bersih. Saya rekomen hotel ini untuk budget yang tidak terlalu besar. Sedang-sedang saja dengan standard room dengan standard rate Santika.
Sebenarnya ada yang lebih cantik lagi hotelnya. Namanya Hotel Tugu Malang. Hotel ini hotel bintang 5. Namun saya sudah terlalu merasa hotel ini spooky karena interiornya yang kental dengan nuansa Jawa.

Alun-Alun Kota Batu


 
Sore hari, kami melanjutkan petualangan ke Batu. Batu adalah kotamadya yang letaknya kurang lebih 17 km dari Malang. Kota ini berada di lereng gunung Panderman, dengan ketinggian 700 - 1000 mdpl. Pada jaman penjajahan Belanda, kota ini di sejajarkan dengan Switzerland, begitu kagumnya Belanda terhadap kota ini, sampai-sampai Belanda memberikan julukan : De Klein Switzerland (Swiss kecil di pulau Jawa).
Sampai di tengah kota Batu sudah jam 17:30 sore. Di alun-alun kota Batu, Saya sempatkan foto - foto dengan suami. Karena landmark kota Batu ini unik, yaitu alun-alun kota Batu yang di penuhi oleh bangunan-bangunan yang melambangkan komoditas kota ini. Ada bangunan berbentuk buah apel raksasa, botol susu raksasa dan beberapa tiruan buah-buahan lain serupa lampion.
Di seberang taman kota itu, ada restoran Mesir yang menyajikan menu-menu yang enak khas timur tengah dengan cita rasa Indonesia. Karena saya tidak makan kambing, maka saya hanya pesan sate ayam. Rekan saya memesan martabak mesir yang sangat yummy sekali. Tidak bisa berhenti memakannya. Menu kambing tidak ada yang tidak enak menurut rekan-rekan saya.


Kecap Asli Malang
Batu Night Spektakuler


Kota Batu juga mempunyai destinasi berupa theme park, yang di namakan Batu Night Spectaculer.
Menurut cerita penduduk setempat which is salah seorang pejabat di media partner yang mengantarkan kami berjalan-jalan ini, Walikota Batu yang masih tergolong muda mempunyai ide-ide yang cukup baik dalam mendongkrak pariwisata di kota Batu ini. Contohnya Batu Night Spectacular. Di BNS ini, kita bisa melihat lampion-lampion dengan bentuk miniatur bangunan-bangunan megah di dunia. Seperti Menara Eiffel. Ada pula gerbang yang berbentuk semacam lambang Love, jadi tempat ini sangat romantis untuk pasangan-pasangan muda yang sedang memadu kasih heheh.
Secara pribadi saya suka dengan tempat ini, karena saya narsis dan sangat cantik untuk lokasi foto-foto.

Keesokan paginya, kami diantar menuju ke kebun apel. Bisa metik sendiri apel manalagi yang sangat terkenal itu. Apel manalagi bercita rasa manis, crunchy dan segar. Meski dari segi buahnya, memang tidak bisa besar seperti apel-apel lainnya. Kulitnya berwarna hijau terang, jika sudah matang agak kekuningan.
Setiap pengunjung berhak memetik maksimal 2 buah apel, karena terbatasnya buah yang sudah matang pada saat itu. Dengan negosiasi yang lihay, maka kami boleh memetik 1 lagi masing-masing orang. Jadi totalnya tiga buah per orang. Sayangnya apel yang saya pilih ternyata belum mencapai tingkat kematangan yang pas. Jadi agak berasa sepet.

View dari foodcourt Agrowisata "Kusuma". Damai.
Dari Agrowisata Kusuma, beranjak ke Jatim Park 1. Lumayan juga untuk kota kecil seperti Batu mempunyai tujuan wisata seperti Jatim Park ini. Disini kita bisa melihat musium satwa. Satwa-satwa dari iklim gurun sampai dengan kutub ada di sini. Namun, semua dalam kondisi diawetkan. Cukup menarik apabila kita bawa anak-anak ke sini. Banyak hal yang bisa di pelajari oleh anak-anak tentang dunia binatang beserta ekosistemnya.

Kerang Laut yang sudah diawetkan

Menurut saya sih Malang dan Batu kota kecil yang memberikan kenyamanan. Lepas dari hiruk pikuk Jakarta, "ngadem" di Malang atau Batu would be great. Next trip jika saya punya kesempatan lagi ke Malang saya akan menyempatkan diri makan bakso Presiden, beli eskrim di toko Oen, dan foto di Tugu yang menjadi landmark kota Malang. Dan tidak akan saya lewatkan naik ke puncak Bromo atau sekedar piknik duduk-duduk santai di taman Selecta dan Songgoriti. Jika waktunya panjang saya juga ingin ke Pulau Sempu dengan pantai Sendang Biru yang terkenal keindahannya itu.